Coy
Bro
Bray
Untung saja ini hari kemerdekaan
Kereta listrik cuma nol rupiah
Jadi sia-sia aku mengeluh
Lama menanti lalu berdesak-desakan
Stasiun Tenjo Bogor
Untung melompat dipijakan tangga besi
Meski di peron-peron yang tak manusiawi
Aku tak peduli
Di gerbong belakang sana
Dari pintu kereta
Orang melompat
Biar bisa injak kaki di darat
Kemacetan menyahut di depan stasiun
Banyak kening mengerut cemberut
Teriakan protes karena si sabar pergi
Juga bunyi klakson dengan amarah
Bulan Jaya
Kalideres Jasinga
Menepi menyatu dengan kemacetan
Dihadang kereta
Jalan mobil-mobil, motor-motor, dan orang-orang
"hayu hayu tarakhir ka...!"
Kata kondektur seperti menantang
Di barisan bangku paling belakang
Tak berpendingin elektronik
Bodi-bodi yang berkarat menggoda
"semoga saja remnya berfungsi..."
Ah aku tak peduli
Kereta pergi
"li kali kali kali kali kali kali kali kali kali...!!!"
Bulan Jaya pun pergi
Tancap gas
Melewati jalanan rusak
Di jalanan sempit
Lari terbirit
Supir pamer keterampilan
Sulap-selip
Di jalanan sempit
"gi bagi bagi bagi bagi bagi bagi bagi bagi bagi...!!!"
Sang kondektur membaca mantra dengan lantang
Seketika nyawa-nyawa menjadi murah
"Aing can kawin aing can kawin aing can kawin...!"
Mantra balasan dariku
Berkomat-kamit di hati yang masih saja sepi
"li kali kali kali kali kali kali kali kali kali...!!!"
Asap-asap rokok mengepul
Ogah kalah
Angin-angin meniup kencang
Jendela-jendela terbuka lebar
Juga klakson-klakson teriak
***
"Gapura Bitung kiri kiri kiri...!"
Berakhirlah cerita tentang diobralnya nyawa hari itu
-------------
Tangerang, 18 Agustus 2015
Angkutan umum di Indonesia harus segera merdeka dari kebodohan
Bulan Jaya
Selasa, 18 Agustus 2015
Kategori
Opini dan Realita,
Sajak Comberan,
Uniknya Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau mau komen silahkan komen. Siapa aja boleh komen, apa aja asal tidak menghina SARA. Woles men...