"Kita sudah cukup begini, kita hanya punya nama baik, itu saja yang harus kita jaga terus." (Muhammad Hatta)

Curhat Cinta Dong...

Senin, 31 Maret 2014

Gambar cuma Ilustrasi. Gw bukan jatuh cinta sama si Michael Lapena yang orang Cikoromoy itu... 
Di jamin, gw jatuh cinta sama perempuan lah... :D (sumber: ngkong Google)
Assalamu'alaikum WR, WB.

Tulisan gw kali ini cuma mau menceritakan sedikit kisah dan perjuangan cinta gw yang sangat cemen jika dibandingkan dengan cowok-cowok modern masa kini. Tulisan ini juga udah terlanjur bikin gw malu-maluin diri sendiri. Gw mau buka-bukaan total tentang kisah yang berhasil menginspirasi banyak orang di dunia, yaitu "Cinta". Tulisan gw kali ini juga sekaligus mengkonfirmasi kalo gw itu ternyata bisa jatuh cinta. Gw itu bukan homo seperti yang ditakutkan emak gw selama ini, atau seperti bully-an sebagian temen-temen yang kadang lumayan nyelekit. Hahaha...

Oh iya, mohon maaf juga kalo akhir-akhir ini (bukannya dari dulu genk?) gw selalu posting tulisan-tulisan aneh, membuat otak kiri gagal paham atau membuat mulut tiba-tiba berkata, "WTF...!!" di blog terbaik (sedunia kambing) ini. Maklum lah, gw ini penulis papan atas, yang cuma mood buat nulis kalo ada ledakan semangat doang. Salah satu ledakan semangat itu ya karena Cinta ini. :P

Sebelumnya terserah, kamu-kamu, lu-lu, maneh-maneh, ente-ente, you-you sadayana mau bilang postingan gw kali ini lebay beudd. Watteper lah, gw gak peduli, ini kan blog pribadi gw. Domain juga gw yang beli. Koneksi yang gw pake juga gw yang beli. Jadi mangga atuh silahkan nanti abis baca postingan gw kali ini sepuas-puasnya deh caci-maki, ngata-ngatain (eh sama aja dink), atau mau ngasih saran, semangat dan spam juga boleh. Silahkan, mau sampe berbusa gak gw larang asal di kotak komentar yang tersedia ya...

Sebelumnya jangan lupa sediain kopi, cucur haneut, gegetas, kasur, bantal, baju, celana, jaket, mi instan, termos aer panas, kenceng dan tenda. Soalnya tulisan gw kali ini panjang sangat... Oh iya, buat yang gak sanggup bacanya, lebih baik lambaikan tangan aja deh dari sekarang. Daripada entar lagi baca asyik-asyik di tengah jalan tiba-tiba pingsan gara-gara kelamaan baca.

Ok langsung aja ya, kisah berawal setelah gw gagal move on pada rentang waktu antara Agustus 2012 s/d November 2013. Ya, sudah lumayan banyak cewek gw coba dekati (meski gak banyak-banyak amat juga sih) pada saat itu, mulai dari karyawan pabrik hingga calon bidan. Mulai dari yang lebih dewasa hingga yang lebih sangat muda (Cabe-cabean). Mulai yang asyik di ajak ngobrol sampe yang cengengesan. Mulai dari yang gw minta nomor hapenya dari teman-teman sampai yang nyasar di wechat/saat chatting facebookan. Ah sudahlah, gw mau melupakan masa mencoba move on yang bodoh itu. Hahaha...

Kultweet Sinar Bulan

Sabtu, 15 Maret 2014

Ketahuilah, sinar bulan itu masih terlalu terang, dan aku masih terlalu takut untuk tak menatapnya...

Aku takut malamku akan terlihat sangat gelap, gelap padam tanpa sinar bulannya. Kau tahu kan, gelap malam itu tak pernah ada batas, luas.

Bisa saja di gelap malam itu aku diterkam keresahan. Lalu, aku terdoktrinasi ideologi Neo-pesimisme, dimana pengecut adalah tokohnya. Ahh...

Dan saat itu terjadi, maka aku akan hilang dari coretan-coretan sejarah mencerahkan. Aku menjadi rentan terhadap kebodohan-kebodohan.

Jadi percayalah, saat ini sinar bulan itu teramat penting buatku. Jika saja ada imitasinya, akan kubeli meski harus menjual harga diri.

Baiklah, aku memang harus menjadi mengerti, mau tak mau. Sinar bulan itu tak pernah berniat meradiasi hati ini dengan cahaya kehidupannya...

...hanya aku yang selalu berniat bahwa menatapnya adalah sebuah ego yang harus dipertahankan. Ego subversif yang melawan nalar.

Tapi masih ada kekuatan doa, kekuatan yang tak pernah dilecehkan oleh kekuatan apa pun. Doa.

---------------------------
Tangerang, 15 Maret 2014
00.35 - 01.03

i-Rasional (Bagian 1)

Kamis, 06 Maret 2014

Petang itu aku berjalan di antara angin yang mesra membelai sejuk sel kulit. Begitu sejuk, sampai-sampai aku seolah dirayu untuk menemukannya, mengenalnya bahkan mencintainya. Pikirku, mungkin ini hanyalah cara angin mencari perhatian. Tapi harus ku akui, cara angin mencari perhatian seperti itu sangat hebat. Membelai dengan lembut tak terlihat. Mataku tak pernah tahu, tapi angin tetap keras kepala membelai mesra diriku, meski sebenarnya ia tahu bahwa apa yang ia lakukan kepadaku itu sia-sia, aku tak bisa membalas membelainya.

        Cara angin memperlakukanku itu mirip cinta. Karena cinta, angin tak peduli meski aku dan bermilyar-milyar manusia, dan putik dari berbagai penjuru padang bunga, dan dedaunan pepohonan yang tak terhingga dan tentu benda-benda tak bernafas yang tak pernah di sensus, yang pernah ia belai tak akan pernah bisa membalas naluri cintanya tersebut. Tak akan pernah bisa. Karena kenyataannya angin tercipta lebih tak beruntung dibanding aku sebagai manusia. Dia tak pernah mendapat balasan dari hal-hal yang pernah ia bantu atas jasa-jasanya sebagai sang pembawa hembusan yang bisa memindahkan benda kasatmata meski ia tak kasatmata.

        Baiklah, aku tak ingin menceritakan romantisnya angin, karena angin memang bukan levelku. Angin adalah teman air, api dan matahari, yang semuanya memiliki naluri cinta begitu hebat, tak pernah meminta balas budi atas jasa yang mereka berikan. Sedangkan aku hanyalah sesuatu yang lemah, keturunan dari sesuatu yang tercipta dari tanah, diberi akal memiliki nafsu, yang biasa disebut manusia, yang oleh angin dan teman-temannya terkadang dicap menjadi aib di keselarasan alam mereka.

Bukan Prolog

Rabu, 05 Maret 2014


Selamat malam neng,
gw harap lu itu bukan bintang yg memilih menjadi manusia,
atau anak dari sinar bulan yang kabur, dan memilih bumi sebagai pelarian.