"Kita sudah cukup begini, kita hanya punya nama baik, itu saja yang harus kita jaga terus." (Muhammad Hatta)

Sajak Kebencian Untuk Jakarta

Selasa, 25 Desember 2012

Source: http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw311008gt.htm
Dear Jakarta.

Hai Ibukota Yang Dibangun Dengan Seenak Jidat.
Sudah Sejak Lama Aku Membenci Kesemrawutan Nyatamu.
Sudah Sejak Lama Aku Membenci Kemegahan Palsumu.
Sudah Sejak Lama Aku Membenci Kekacauan Gilamu.
Sudah Sejak Lama Aku Membenci Keceriaan Bohongmu.

Hai Ibukota Yang Dirancang Dengan Buruk Rupa.
Banyak Orang Terkubur Kelam Berharap Padamu.
Tukang Ngamen, Tukang Parkir Ilegal, Tukang Bangkrut, Tukang Sarjana Pengangguran, Tukang Putus Sekolah Pengangguran Dan Sejenisnya Segala Tukang Yang Harus Terseok-seok Di Bawah Sombong Gedungmu.

Hai Ibukota Yang Dijalankan Dengan Tamak Serakah.
Banyak Orang Terikat Gembira Berharap Padamu.
Tukang Korupsi, Tukang Direktur Pelit, Tukang Politik Bejat, Tukang Dokter Kufur, Tukang Mafia Laknat Dan Sejenisnya Segala Tukang Yang Harus Tertawa-tawa Di Atas Sombong Gedungmu.


Hai Ibukota Yang Dikembangkan Oleh Kebodohan Sistemik.
Aku Benci Ketika Engkau Menjadi Seperti Juru Selamat Bagi Anak Lugu Petani Kami.
Aku Benci Ketika Engkau Menjadi Seperti Surga Indah Bagi Anak Soleh Pesantren Kami.
Aku Benci Ketika Engkau Menjadi Seperti Tempat Impian Bagi Anak Cerdas Desa Kami.
Aku Benci Ketika Engkau Menjadi Seperti Sumber Utama Bagi Anak Hebat Pertiwi Kami.

Hai Ibukota Yang Diwarisi Oleh Busuknya Tirani.
Bagiku Engkau Hanya Tempat Olok-olok Cuih!
Langganan Banjir Kiriman, Titik Macet Irasional, Panas Terik Mengejutkan, Bejibun Kepadatan Naudzubillah Dan Segala Jenis Bencana Yang Harus Tercampur-aduk Di Sekitar Denyut Sesak Jantungmu.

Hai Ibukota Yang Dimahkotai Oleh Kegagalan Peraturan.
Bagiku Engkau Hanya Tempat Puja-puji Geli.
Kubangan Tipu Muslihat, Sudut Masturbasi Politik, Tempat Kejam Perikehewanan, Pusat Ketamakan Sekelompok Orang Dan Segala Jenis Aib Yang Harus Terombang-ambing Di Sekitar Denyut Sesak Jantungmu.


Aku Membencimu Ibukota Sama Seperti Aku Membenci Omongan-omongan Menjatuhkanku.
Aku Membencimu Jakarta Sama Seperti Aku Membenci Tokoh-tokoh Penghisap Rakus APBN.
Aku Membencimu Ibukota Sama Seperti Aku Membenci Kegagalan Merayu Gombal Perempuan.
Aku membencimu Jakarta Sama Seperti Aku Membenci Produk-produk Negeri Plagiat Malaysia.

Ya!
Kebencianku Padamu Memang Tak Akan Mengancam Kestabilan Rotor Ekonomi-mu.
Kebencianku Padamu Memang Tak Akan Merusak Lancarnya Mesin Kedigdayaanmu.
Kebencianku Pun Padamu Memang Tak Akan Menghentikan Bencana Banjir Mendarah Daging.
Kebencianku Pun Padamu Memang Tak Akan Menghentikan Kemacetan Berakar Turun-temurun.

Tapi!
Kau Harus Ingat Jakarta!
Kembalikan Putra-Putri Daerah Kami!
Kembalikan Semangat Putra-Putri Daerah Kami Membangun Daerahnya!
Kembalikan!
Kembalikan!
Kembalikan...
Kembalikan...

Jakarta, Duhai Kota Gagal Yang Tak Lagi Cantik.
Aku... Membencimu...
________________________________________________
Tangerang, 25 Desember 2012.
20:35 WIB
Di Tengah Hujan Syahdu, Yang Seolah Enggan Berhenti.
Demi Pindahnya Ibukota.
Demi Pulangnya Putra-Putri Daerah Membangun Tanah Kelahirannya.