"Kita sudah cukup begini, kita hanya punya nama baik, itu saja yang harus kita jaga terus." (Muhammad Hatta)

Metafora: Matahariku

Sabtu, 26 April 2014

Aku Bukan Penyair
Aku Cuma Sok Penyair
Maaf
Metafora Di Sajak Ini Terlalu Murah

Metafora: Matahariku

Kecemenan
Kekalahan
Kegagalan
Menyoal Cerahnya Hati Sebab Cinta
Jadi Pecah Berkeping-keping
Menjadi Semakin Kecil
Berbutir-butir
Sampai Menguap
Menguap
Menyatu
Mengudara
Di Udara
Bersama Polusi
Terhantam Angin
Ombang-ambing
Mengisi Spektrum Frekuensi
Di Gelombang Lautan Gravitasi
Cuma Berakhir Di Atmosfir

Lalu Datang Kau
Menatap Dan tersenyum
Cerita Jadi Berbeda

Ajaib!

Hari Pertama Kau Menatap
Uap-uap Itu
Yang Berakhir Di Atmosfir
Terpolarisasi
Menjadi Kristal-kristal
Yang Siap Menjadi Kilau
Menyerang Kutuk Bumi
Menyerang Hati

Hari Kedua Kau Tersenyum
Uap-uap Itu
Yang Berakhir Di Atmosfir
Terkontaminasi
Menjadi Massa-massa
Yang Siap Menjadi Beban
Menyerang Laknat Bumi
Menyerang Akal

Berikutnya
Hari Ketiga Kau Menatap Dan Tersenyum
Hari Keempat Kau Menatap Dan Tersenyum

Aku Takluk

Kaulah Sinar Matahari Itu?
Mengubah Kristal-kristal
Mengubah Massa-massa
Menjadi Hujan
Yang Menggairahkan
Tak Hanya Menyejukan
Yang Mengagumkan
Tak Hanya Menyegarkan
Yang Mengagungkan
Tak Hanya Meneduhkan

Kaulah Sinar Matahari Itu?
Yang Menyorotku Lebih Tajam
Bebaskan Aku Dari Indahnya Sinar Bulan
Yang Telah Menyiksaku Bertahun-tahun
Dengan Keping-keping Cintanya Yang Tak Mencintaiku

Kaulah Sinar Matahari Itu?
Aku Yakin Kaulah

Kau Yakin?

Metafora: Matahariku
-----------------------------------
Tangerang, 26 April 2014 - 02:37

3 komentar:

Kalau mau komen silahkan komen. Siapa aja boleh komen, apa aja asal tidak menghina SARA. Woles men...