Kotak Suara Kardus (sumber Gambar: Tribunnews.com) |
Ada Suaraku
Suaramu
Ada Pilihanku
Pilihanmu
Ada Harapanku
Harapanmu
Ada Doaku
Doamu
Ada Nyaliku!
Juga Nyalimu!
Saat Para Ibu-ibu Di Kampung Senang
Dengan Amplop Puluhan Ribu
Saat Para Bapak-bapak Di Kampung Senang
Dengan Amplop Puluhan Ribu
Pun Saat Aku Senang
Mengambil Sogokanmu
Aku Lihat Janjimu Mengancam Leherku
Di Kotak-kotak Kardus Itu
Suaraku Melawan
Kerja...!
Atau Kau Kami Lawan,
Dengan Luka-luka,
Yang Tak Pernah Hilang Sejak Kedatangan Belanda.
------------------------------------------------------------------
Tangerang, 13 April 2014 - 22.45
4 Hari Setelah Aku Memilihmu Duhai Wakil Rakyatku.
Untuk Demokrasi Yang Masih Bodoh Di Negara Ini.
wahai wakil rakyat, semoga kau merakyat dan tak melarat hati
BalasHapusmereka bukan wakil rakyat, tapi mereka wakil dari perut mereka sendiri... :)
BalasHapusGak boleh negative thinking selama masih ada Tuhan tempat memohon. Apa susahnya bagi Tuhan mengubah karakter seseorang dari buruk menjadi baik?
BalasHapushehhehehehehhe
haha puisinya bisa masuk koran nih bro :D
BalasHapuswakil rakyat, adalah rakyat juga...
BalasHapus