"Kita sudah cukup begini, kita hanya punya nama baik, itu saja yang harus kita jaga terus." (Muhammad Hatta)

Rukun Islam

Rabu, 18 Agustus 2010

Assalamualaikum, Wr, Wb.
Alhamdulillah. Akhirnya postingan pertama gue tentang mengaji jadi juga, meskipun postingan ini terinspirasi dari blog-nya materitarbiyah, bahkan beberapa kata-katanya saya kutip dari sana (iyalah masa saya kutip dari cianjur, emangnya beras apa). Hihiihihihi.... mudah-mudahan aja postingan ini bukan termasuk Plagiarisme (pencontekan konten) yang sekarang sedang menjadi berita panas di Blogsphere dan menjadi perdebatan beberapa Blogger.

Langsung saja, pengajian pertama yang ingin saya bahas adalah mengenai Rukun Islam. "Lha, kenapa Rukun Islam Genk? Sekarang kan bulan puasa, bahas tentang puasa aja....ato kalo nggak bahas tentang kolak pisang, kayaknya manteb tuh (emang ada gitu hadist Nabi tentang Kolak Pisang? hehehe...)" Sori, sori, kenapa saya bahas tentang Rukun Islam? Karena seperti orang baru belajar, saya ingin tema-tema postingan saya tentang mengaji ini saya bahas mulai dari awal. Nggak langsung materi-materi berat kelas para Ulama. Bisa dibilang menyesuaikan porsi ilmu saya. So, seperti kata lawannya bulet yaitu kotak, pelan-pelan saja, yang penting kita mengerti dan mencoba menjalankannya dengan baik menuju semakin baik.... Amin...

Sekali lagi ya, ini bukan Plagiarisme, disini saya mencantumkan nama sumbernya.

Oke, lanjut kita mengaji. Dikutip dari materitarbiyah.wordpress.com
Makna dan Hakikat Rukun Islam.
Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu Rukun Islam. Ibarat sebuah rumah, Rukun Islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan keislaman seseorang. Di dalamnya tercakup hukum-hukum Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. “Sesungguhnya Islam itu dibangun atas lima perkara: bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di buIan Ramadhan” (HR. Bukhari Muslim). Bagi siapa saja yang telah mengerjakan Rukun Islam yang lima, belum berarti bahwa ia telah total masuk ke dalam Islam. Ia baru membangun landasan bagi amal-amalnya yang lain.

Rukun Islam merupakan landasan operasional dari Rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya. Rukun Islam merupakan training/pelatihan bagi orang mukmin menuju mardhotillah/keridhoan (Allah SWT).

• Syahadat adalah agreement (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT [QS. Al-A'rof :172]. Seseorang yang telah menyatakan Laa ilaaha ilallaah berarti telah siap untuk fight (bertarung) melawan segala bentuk ilah di luar Allah di da1am kehidupannya [QS. Al-Ankabut::2].

• Shalat adalah training: sebagai latihan agar setiap muslim di dalam kehidupannya adalah dalam rangka sujud (beribadah) kepada Allah [QS. Al-An'am:162]

• Zakat adalah training, yaitu sebagai latihan agar menginfakan hartanya, karena setiap harta seorang muslim adalah milik Allah.[QS. Al-Hadid:7, QS.Al-Hasyr:7]. “Engkau ambil zakat itu dari mereka orang-orang kaya dan engkau kembalikan kepada mereka orang-orang fakir” (HR Mutafaqun ‘alahi).

• Shaum (puasa) adalah training, yaitu sebagai latihan pengendalian kebiasaan bagi jasmani, seperti makan dan minum. Dan juga sebagai latihan rohani, yaitu mengendalikan hawa nafsu. [QS.Al-Baqoroh:185]

• Haji adalah training, yaitu sebagai latihan dalam pengorbanan jiwa dan harta di jalan Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia. [QS. Al-Hajj:27-28]

Referensi
• Paket BP Nurul Fikri, Al-Islam,
• Sa’id Hawwa, Al-Islam

Itulah makna dan hakikat Rukun Islam. Alangkah sempurnanya ke-Islaman kita jika 5 hal di atas tadi mampu dipenuhi dengan rasa ikhlas dan murni karena Allah SWT. Amin, semoga kita semua mampu menjalankannya.

Oh iya, postingan ini bukan bermaksud untuk menggurui para pembaca sekalian. Jujur gue sendiri belum sempurna menegakan rukun Islam, solat gue masih ada aja yang bolong begitupun dengan puasa, tapi gue tetap bertekad untuk semakin memperbaiki ibadah gue. Sekali lagi, postingan ini hanya sebagai media dakwah yang semata-mata karena kewajiban gue sebagai seorang muslim. Seperti sabda Rasulullah SAW “Siapa saja yang menyeru manusia pada hidayah, maka ia mendapatkan pahala sebesar yang diperoleh oleh orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka. “ [HR. Muslim].  Ya, gue punya blog, gratis lagi (xixixixi...) nah bagaimana caranya blog gue bermanfaat bukan hanya untuk dunia tapi bermanfaat untuk bekal di akhirat nanti (jiah pede...). Amin...

Insya allah untuk tema-tema postingan tentang pengajian mendatang bakal gue sempurnakan. Mudah-mudahan gue bisa menempelkan ayat-ayat suci Al-Qur'an langsung di blog ini. Sebagai tambahan, gue punya adek yang sekarang sedang mondok di sebuah Pesantren (cie... Pamer). For my adek, semoga Allah SWT semakin membulatkan tekadmu menjadi seorang penegak agama terutama dalam keluarga. Amin ya Robbal Alamin... So, bagi-bagi ilmu ya breder...

Sekian dan terima kasih atas kunjungannya untuk membaca. Jika ada saran dan bagi-bagi ilmu jangan sungkan untuk meninggalkan komentar. Akhir kata saya pamit dari unjuk gigi.... wkwkwkwkwk....
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

Saatnya menghilang,.... kelenyep..... jesssss

12 komentar:

  1. manteb mas postingannya..

    pas di bulan romadlon nih..

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. mas aguuung, bacaan bagus nih pas waktu puasa...
    jadi inget pas ngaji di TPA dulu, nyanyiin rukun islam ^^

    BalasHapus
  4. @ndop... kalah mantebb lah ama kolak emak saya.... xixixixi kidding bro...
    @M taqi.... kenapa dihapus komennya? saya juga nggak marah kok biarpun spam... saya kan ingin lihat reaksi pengunjung blog ini... so, santai saja kawan....
    @Riska.... masih inget nggak nyanyinya? kalo saya masih inget lho.... ntar mo di uplod deh ke yutup...
    hehehehehe...

    BalasHapus
  5. salah tulis..

    pengennya bilang rukun imannya juga donk :)
    eh nulisnya rukun islam
    hehehe

    BalasHapus
  6. mantep tuh sob infonya. . .
    makasi udah berkunjung di blog ane. .
    ane follow balik yah . .

    BalasHapus
  7. @M taqi.... jiahahahaha... hari gini masih salah tulis.... masih mending sih daripada salah semua dapet Nol.... xixixixiixi...
    @Atha.... tengkyu sob....

    BalasHapus
  8. Mas aguuuuuung, aku tag award loh :)
    di ambil ya :D

    BalasHapus
  9. @riska, oh... makasih mbak....
    mo dikasih award ya saya? wah, mantebb.... bisrpun nggak ngerti.... hihihihi...

    BalasHapus
  10. Gan, mau tanya, awak tidak paham dengan kalimat ente yang ini nih: "Rukun Islam merupakan landasan operasional dari Rukun Iman".

    Kalo rukun islam itu landasan operasional dari rukun iman, berarti rukun iman itu bersandar di rukun islam? Begitu ya, Gan? Kalo iya, lalu qadha n qadhar ntuh pegimane tuh nyandarinnya? Dan, berarti rukun iman itu tidak cukup dong untuk jadi Islam? Kalo jawabannya tidak, berarti pertanyaannya ini juga batal.

    Terus,..terus, Gan, ane tanya lagi nyang ini nih: "Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya."

    kalo ane menjalankan rukun islam doang, itu artinye keimanan ane belum cukup ya, Gan? Pan Agan bilang tadi rukun iman ane udeh bersandar di rukun islam? Berarti kalo ane jalanin rukun islam, rukun imannye udeh beres yak? Terus ane tambah gak paham lagi kalo mengerjakan rukun Islam itu tidak berarti menegakkan? Nah, Gan, yang disebut menegakkan itu seperti apa, Gan? Soale dibedain sih. Ane bingung. Mangkanye ane nanya.

    Omong-omong, makasih yah udah postingan yang beginian. Menarik untuk dipelajari mumpung bulan puasa :-)

    BalasHapus
  11. @filsafatkonseling, Wah, yg nulis kan bukan saya, tapi knapa tanya ke saya… tapi gapapa deh, saya tanggung jawab karena telah mengutip ulang diblog saya.Ok ni jawabannya menurut pendapat saya, saya jelasin dengan bahasa kaum awam aja ya breder.

    pertama, Kalo rukun islam itu landasan operasional dari rukun iman, berarti rukun iman itu bersandar di rukun islam?
    Tidak, Rukun Iman tidak bisa disamakan ‘bersandar’ pada Rukun Islam. Rukun Islam merupakan media dalam menjalankan Rukun Iman. Begitupun sebaliknya, Rukun Iman merupakan bagian keislaman sesorang. contohnya, anda berikrar syahadat dalam solat bukan tanpa alasan, tapi karena anda percaya adanya Allah SWT beserta Rasulnya. Syahadat dan solat adalah tindakan nyata dalam rukun Islam tapi anda melakukan itu karena anda menjalankan Rukun Iman, ya, percaya pada ke-Esa-an Allah SWT.

    kedua, Kalo iya, lalu qadha n qadhar ntuh pegimane tuh nyandarinnya?
    Saya sudah jawab, Rukun Iman tidak bisa disamakan ‘bersandar’ pada Rukun Islam.

    ketiga, berarti rukun iman itu tidak cukup dong untuk jadi Islam?
    jawabannya betul. Sederhana saja, Karena tidak mungkin dong orang tidak menjalankan rukun islam (sebuah persyaratan riil menjadi islam) bisa dikatakan Islam hanya dengan percaya Allah SWT ada, tanpa ada upaya nyata dalam tindakan sehari-hari kepada Allah SWT.

    keempat, Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya.?
    Jawabannya Betul. Beriman dikatakan belum cukup bila sesorang hanya mengerjakan 5 hal dalam rukun Islam meski orang tersebut secara tak langsung menjalankan rukun Iman. Upaya penegakkan yang dimaksud adalah kehidupan sebagai orang islam tak cukup hanya menjalankan Rukun Iman dan Islam, di luar itu masih banyak yang harus dipatuhi mulai dari sub-sub pokok dalam rukun islam dan iman seperti memahami arti solat, tata cara dan sebagainya. Begitupun dalam rukun Iman, percuma jika kita hanya yakin dan percaya kepada Al-Qur’an tapi kita tak mau mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Kelima, kalo ane menjalankan rukun islam doang, itu artinye keimanan ane belum cukup ya, Gan?
    Hanya Allah SWT yang bisa menilai keimanan sesorang. Tapi yang jelas, sinergikan Rukun Iman dan Islam dengan sebaik-baiknya sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.

    BalasHapus
  12. Keenam, Pan Agan bilang tadi rukun iman ane udeh bersandar di rukun islam?
    Saya sudah jawab, Rukun Iman tidak bisa disamakan ‘bersandar’ pada Rukun Islam. So, jangan mengada-ada.

    Ketujuh, Berarti kalo ane jalanin rukun islam, rukun imannye udeh beres yak?
    Bisa dibilang seperti itu… Hanya saja, jangan menmbandingkan keislaman dan keimanan. Dua hal tadi adalah satu-kesatuan yang tak terpisahkan. So jalankanlah semuanya. 5 Rukun Islam dan 6 Rukun Iman, Insya Allah, Allah SWT akan memberikan Ridhonya kepada kita…

    Kedelapan, Terus ane tambah gak paham lagi kalo mengerjakan rukun Islam itu tidak berarti menegakkan?
    Menurut saya, penulis ingin memberitahukan bahwa upaya penegakkan yang dimaksud adalah memahami secara luas dan terperinci dari Rukun Islam yang tak bisa lepas dengan Rukun Iman. Contoh sederhananya seperti pada jawaban nomor 4, kehidupan sebagai orang islam tak cukup hanya menjalankan Rukun Iman dan Islam, di luar itu masih banyak yang harus dipatuhi mulai dari sub-sub pokok dalam rukun islam dan iman seperti memahami arti solat, tata cara dan sebagainya. Begitupun dalam rukun Iman, percuma jika kita hanya yakin dan percaya kepada Al-Qur’an tapi kita tak mau mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Kesembilan, Nah, Gan, yang disebut menegakkan itu seperti apa, Gan?
    Menurut saya, menegakkan islam dan iman seseorang bisa dilakukan dengan memahami dan mematuhi sepenuhnya rukun islam dan iman lantas mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an dan Hadist adalah referensi utama kita semua dalam menjalankan Rukun Iman dan Islam.

    OK. Mudah2an anda puas dengan jawaban ini.
    Ingat ini hanya sekedar pendapat saya dan bukan menjadi acuan referensi untuk khalayak. Ingat, masih ada Al-Qur’an dan Hadist yang bisa menjadi sumber semua persoalan kita di dunia ini. Saya hanyalah seorang penjaga konter laptop berstrata title SMA dengan ilmu agama pas2an dari hasil mengaji saya di musholla selama 6 tahun ditambah referensi dari guru2 agama sewaktu sekolah.
    Jika anda kurang puas dengan jawaban saya, biss anda tanyakan langsung ke penulisnya…. Atau ke guru mengaji anda, tengkyu atas komentarnya.

    BalasHapus

Kalau mau komen silahkan komen. Siapa aja boleh komen, apa aja asal tidak menghina SARA. Woles men...