"Kita sudah cukup begini, kita hanya punya nama baik, itu saja yang harus kita jaga terus." (Muhammad Hatta)

Permainan Masa Kecil

Jumat, 14 Januari 2011

Jum'at malam lalu, saat gue nyetel (menghidupkan) TV, ada sesuatu yang beda dari TV 20" yang umurnya udah 5 tahun itu.  Ya, gambarnya abu-abu bercampur titik-titik item dengan suara kresek-kresek. Waktu itu, otak w langsung berpikir, "ini pasti bukan kerjaan para Hacker apalagi para Biker" pikir bang Haji Oma (Lha, apa coba? :P). Waktu itu juga, otak gue langsung bekerja seolah seperti detektif yang sedang melakukan investigasi. Akhirnya setelah melakukan ritual 'deuleu ditukang' sebuah ritual yang dilakukan dengan pose kepala di samping TV dengan mata mengintip ke belakang, sebuah keganjilan pun terkuak, yonkrai... Kabel antena-nya copot men...

Horrraaayyy... Akhirnya setelah antena terpasang kembali, tipi punya Abahku pun menyala kembali. Tanpa disengaja, gue nonton MetroTV yang kebetulan waktu itu ada Kick Andy. Waktu itu bung Andy sedang mewawancarai narasumber dari salah satu film dokumenter igel ewert yang berjudul 'Hong', film itu mengangkat tema permainan tradisional dengan Komunitas Hong yang merupakan sebuah komunitas yang peduli terhadap pelestarian permainan tradisional sebagai objek utama. Sebelumnya 11 jempol buat Komunitas Hong, dan seribu salut buat Zaini Alif, sang pengagas Komunitas Hong karena telah peduli melestarikan kebudayaan anak Bangsa. Top-Markotop Gan....

Lanjut, setelah selesai wacing tipi, pikiran gue melayang, menatap jauh ke dalam kotak-kotak ingatan saat gue kelas 2-5 MI (Sekolah Islam setingkat SD). Jelas, gue nggak memikirkan pelajaran sekolah waktu itu apalagi memikirkan kue cucur (Wkkkkkkk.....). Ya, gue memikirkan serunya bermain permainan tradisional saat kecil dulu. Bisa berlari-larian dengan lihainya meskipun tanpa sendal... (Wah, kebongkar deh identitas gue kalo gue bukan Blasteran Jerman-Indo).


Langsung, inilah beberapa permainan tradisional yang pernah gue mainkan waktu kecil dulu.

1. Gatrik
Pembaca sekalian juga pasti tahu permainan ini, mungkin cuma namanya aja yang berbeda di berbagai daerah. Bahkan di Malaysia pun ada permainan seperti ini, terbukti Upin-ipin memainkannya dalam sebuah episode. Cara memainkannya cukup gampang.  Permainan ini membutuhkan 2 tim yang sebelumnya sudah adu gambreng untuk menentukan siapa yang mendapat giliran pertama. Alat yang digunakan adalah 1 batang tongkat kayu dengan panjang 75cm dan 1 batang tongkat dengan panjang 12cm. Biasanya gue pake batang kayu dari pohon Jambu Biji karena gampang aja nyari en ngurusinnya (Iyalah, coba poon mangga atau poon sengon, pasti anak kelas 5 SD kagak bakal bisa manjat, kecuali anaknya Superman). Jangan lupa buat bikin lubang berbentuk elips, atau pake 2 buah batu kaya di bawah ini nih sebagai tempat tongkat yang pendek.
Senengnya Main Gatrik. Sumber: http://mainyuk.byethost14.com
Permainan ini terdiri dari 3 babak, babak pertama seperti diatas, dan tim yang kalah harus menangkap tongkat kecil tersebut agar punya kesempatan semakin besar untuk memukul. Babak kedua memukul tongkat kecil dengan posisi badan berdiri dan tangan kiri memegang ujung dari tongkat kecil lalu tongkat itu dipukul dengan tongkat panjang, sama seperti babak pertama, tim yang kalah gambreng harus menangkap tongkat tersebut. Babak terakhir adalah babak patil lele, menaruh tongkat kecil di lubang/dimiringkan di batu, lantas ujung dari tongkat kecil tersebut di pukul oleh tongkat panjang, dan dipukul lagi hingga ke depan. Babak terakhir inilah yang paling menyenangkan, karena jika berhasil kita bisa memberi hukuman kepada pihak lawan untuk menggendong atau menjewer kuping. Kalo gue paling seneng di gendong, hahahahaha... Kayak Raja gitu pokonyamah kalo menang...

2. Benteng Asin
Galasin, itulah namanya kalo dibuku Bahasa Indonesia. Tapi, di salah satu permainan di hape keluaran pemilik semburan lapindo, permainan ini bernama Gobak Sodor. Dan di daerah gue sendiri namanya main benteng asin, Hehehehehe... beda kan? Itulah hebatnya Bang Haji Oma (Lho, apa hubungannya coba?).

Sumbber: http://tiosijimbo.wordpress.com
Permainan ini sangat gampang dimainkan, cukup dengan membuat kotak persegi panjang yang dibagai menjadi minimal 3x2 kotak hingga terdapat 6 buah kotak di dalamnya. Garis-garis itu bisa dibuat pake kapur kalo di halaman sekolah, tapi kalo di kampung biasanya di buat dari abu sisa pembakaran tungku punya 'emak kolot' (nenek). Xixixixixixi.... Ada 2 Tim yang bermain, yang kalah gambreng menjadi penjaga dari garis-garis kotak-kotak tersebut. Dan yang menang harus melewati kotak pertama hingga terakhir secara bolak-balik dan tak boleh mengenai tangan sang penjaga. Permainan ini paling seru kalo dimainkan di atas tanah yang sedikit becek karena akan sangat seru kalo terjatuh... Jadi dekil-dekil dah, tapi berani kotor kan itu baik, kata odol pepsoden, eh salah, kata sabun lefboy maksudnya...

3. Asin
Sama seperti permainan di atas, bedanya permainan ini gak memerlukan garis kotak-kotak. Hanya memerlukan Pohon ato tiang yang jaraknya nggak berjauhan. Pohon ato tiang ini dijadikan sebagai markas oleh kedua tim. Sebenernya gue agak lupa sama permainan yang satu ini, tapi seinget gue cara bermainnya adalah kedua tim harus berusaha melewati garis markas lawan yang digores diatas tanah untuk membebaskan tawanan yang memegang erat pohon ato tiang permainan. Jangan sembarangan, karena garis itu dijaga oleh seorang pemain. Untuk pemain lainnya bertugas menangkap pemain lawan, dimana yang tertangkap akan menjadi tawanan . Selain bertugas menangkap pemain lawan, pemain lain juga bertugas membebaskan tawanan. Kita akan kebal jika kita tetap di dalam garis markas. Yuppzzz... permainan ini seperti peperangan antara dua kerajaan yang saling serang. Seru kan?..... Paling seru kalo jadi anak bawang dalam permainan ini, karena nanti kita bisa 'ntap' (alias kebal terhadap siapapun... hihihiihii... cuman syaratnya jadi anak bawang harus berusia dibawah 7 tahun, ato masih kecil gitu lah....)

4. Pantrong
Maen pantrong sebenernya mirip judi karena ada nilai tarohan yang dipakai. Emang sih bukan duit tarohannya, melainkan gambaran, wkwkwkwkwkwk.... Pasti para pembaca tau gambaran, apalagi yang masa kecilnya di dekade 90-an dan awal milenium kayak saya ini, en buat yang masa kecilnya di dekade 60-an jangan bersedih hati ya, cz sekarang masih banyak tukang gambaran mangkal di depan SD. Xixixixixixi.... XD.

Untuk cara bermaen, lagi-lagi gue lupa, tapi seinget gue gini nih, pertama siapkan kaleng susu kental manis. Lalu pasang tarohan gambaran sesuai kesepakatan dan letakan gambaran tersebut di atas kaleng tersebut. Untuk pemain, siapkan sebuah batu yang bisa diletakan di punggung kaki dengan bentuk pipih kotak. Babak pertama, pemain melakukan lemparan sejauh mungkin asal tak boleh melewati garis batas terjauh yang jaraknya 4 meter (4 jengkal) dari garis star. Pemain yang mempunyai lemparan terjauh berhak mendapat giliran pertama melakukan pantrong di babak kedua, yaitu dengan cara meletakan batu di punggung salah satu kaki dan membawanya kembali ke garis star dengan satu kaki lantas tepat di garis star melakukan lemparan dengan kaki ke arah kaleng yg jaraknya kira-kira 1 meter (1 jengkal). Jika batu jatuh dalam perjalanan maka dinyatakan gagal, tapi jika pemain berhasil melempar batu tepat di garis star dan menjatuhkan kaleng, maka pemain tersebut memenangkan permainan. Lebih jelasnya seperti ini denah lapangan permainan.

Denah Permainan
5. Susumputan
Susumputan, inilah permainan yang katanya paling tua di dunia. Susumputan berarti petak umpet dalam bahasa sunda adalah salah satu permainan favorit gue, bahkan gue masih sering memainkannya sama temen-temen adek bungsu gue si Itachi Akhira yang umurnya baru 8 Tahun. Ada dua versi permainan susumputan, pertama versi biasa atau sekarang gue sebut versi standar deh (udah kayak sopwer aja genk...). Versi standar adalah susumputan biasa, yaitu gambreng, yang kalah jaga dengan sebelumnya ngitung kayak gini, "tuwagapatmanemjuhpanlanluh...", trus mencari pemain yang ngumpet lantas bilang hong kalo udah ketemu kayak gini bilangnya "Bgenk Ganteng, Hong...!".

Untuk susumputan yang kedua atau gue sebut susumputan versi enterpres, karena jujur gue nggak tau namanya apa, tapi pasti pembaca tau. Cara bermainnya sama ngumpet-ngumpet juga, cuma setiap pemain wajib menyediakan batu pipih kecil lantas menyusunnya. Selain batu, di butuhkan juga batu besar atau kaleng susu kental manis sebagai alat untuk melempar susunan batu tersebut pada saat permainan dimulai supaya sang kucing (pemain yang jaga) buyar konsentrasinya saat pemain lain bergegas ngumpet karena sang kucing wajib menyusun kembali batu tersebut. Selain digunakan sebagai alat lempar, batu besar atau kaleng tersebut digunakan pula sebagai tombol 'hong' si kucing saat ia menemukan pemain lain.Yang paling seru dalam permainan ini adalah bisanya pemain membuyarkan susunan batu tersebut setelah batu disusun kembali oleh si kucing, jadi si kucing bisa di parak atau di permainkan habis-habisan. Hihihiihii.... Sayangnya, gue sering jadi kucingnya.... :(

6. Tepak Nyamuk
Sebenernya, permainan ini adalah media alternatif dari gambreng yang digunakan untuk memilih siapa yang menang dan kalah dalam memulai suatu permainan. Tapi, bararudak temen-temen gue kalo lagi bosen dulu sering juga memainkan tepak nyamuk ini dengan mengkolaborasikannya bersama permainan 'papatungan' (permainan jadi patung selama 10 detik dan ga boleh keliat gigi, lantas kalo udah 10 detik hitungan selesai para pemain saling berpelukan erat atau memeluk benda lain kayak pohon, dan ada seorang kucing yang harus melepaskannya untuk menjadi kucing berikutnya). Cara bermainnya gampang, dimana ada 2 orang yang bersepakat untuk menjadi penjaga sementara dengan cara menempelkan kedua ujung kaki kanan secara berhadapan-hadapan membentuk sebuah portal, lantas tangan kanan penjaga portal bersiap menepak punggung dari pemain yang masuk ke portal tersebut, jika terkena tepakan tersebut kita akan menjadi kucing dalam papatungan. Gimana, seru juga kan bro....? Cuma hati-hati untuk melakukan tepakan, karena biasanya anak yang bangor (bandel) sering sengaja melakukan tepakan yang cukup keras, hingga anak cengeng kayak gue sempet nangis dulu karena ditepak punggung terlalu keras. Hehehhehehehe... Jaji Mayyyuuuu....

7. Gemblong
Namanya emang kayak nama sebuah kue yang manis, yang biasa dijual pagi-pagi bersama nasi uduk keliling (emang ada genk, nasi uduk keliling? sakti bener tuh ya nasi uduk.... @#$$%%$#$$%%%<>>LOL><). Sebenernya permainan ini sama juga seperti petak umpet, bedanya permainan ini dimainkan oleh 2 tim atau lebih, tidak perorangan. Selain itu, permainan ini hanya dilakukan pada malam hari saja, biasanya permainan ini ramai digandrungi pada saat malam bulan puasa. Bisa dibilang ini petak umpet paling ekstrim, karena selain dilakukan pada malam hari, petak umpet ini tak mengenal batas area untuk ngumpet. Bahkan kita bisa bebas ngumpet sampai ke kampung sebelah ato ke kebon-kebon pisang petani sambil makanin pisangnya. Hihihihihi... don tray dis et hom....

Cara bermainnya adalah tim yang kalah gambreng menjadi kucing dengan sebelumnya menentukan tempat hong di suatu titik, biasanya di sebuah tiang listrik di sisi jalan. Untuk tim yang menang berhak mencari tempat ngumpet sejauh mungkin dan wajib berteriak 'Gemblong' sekeras mungkin untuk memberi sinyal kepada tim kucing tentang keberadaannya. Tim kucing berhak melakukan pencarian lawan secara berpencar. Biasanya satu tim terdiri dari 5 sampe 8 orang.

Banyak kejadian horor dalam permainan ini, mulai dari anak yang diumpetin 'kalong wewe' ato 'wewe gombel' dan baru diketemukan esok paginya tidur di kebon bambu. Tapi jujur sih, pengalaman gue bermain ga pernah ada kejadian seperti itu, yang ada malah para pemain diketemukan esok hari di sekolah, yonkrai...  sengaja ngumpet diranjang kamar sendiri, dan kayak ga punya dosa bangun pagi-pagi terus sekolah.... (Itu sih gue banget....). Hal terlucu dalam permainan ini adalah tentang cerita temen gue, saat itu dia ngumpet di belakang rumah nenek pembuat kue gemblong, lantas berteriak "Gemblong....!!". Tiba-tiba ada yang menyahut yang tak lain nenek itu dengan perkataan kayak gini "belum mateng de...." Wkkkkkkkkk..... Hadohhh.... sakit perut pokoknya gue denger ceritanya.

Sekian dokumentasi tentang beberapa permainan tradisional yang pernah gue mainkan ini. Sori kalo kepanjangan. Inget ya jangan ngatain postingan ini panjangnya kayak KRL Jakarta-Serpong, hehehe.....

Dan untuk pembaca sekalian, bagaimana? Tertarik memainkan salah satu permainan di atas tadi? Komen ya....

10 komentar:

  1. walaupun sama mainnya, tapi di daerah saya namanya beda.
    kaya gatrik = benthik, galasin/benteng asin = gobag sodor, pantrong = udan barat..

    kangen deh maininnya.. tapi di kota sekarang susah nemuin yang gituan

    BalasHapus
  2. Permainan permainan di atas, dulu pernah saya lakukan semua. Sayang sekarang tidak pernah melihat adek2 kecil memainkannya. Salam hangat;

    BalasHapus
  3. @Gaphe... sama, di kampung saya juga udah jarang bahkan ga ada anak-anak mainin lagi... ps2 sama poinblenk lebih laku...

    @masbro... emang gaswat... sepertinya agustusan nanti nih permainan harus dimasukan kedalam perlombaan....

    BalasHapus
  4. wah semua permainan diatas pernah juga saya mainkan.. indahnya masa kecil dulu :)

    BalasHapus
  5. Sayang ya Mas, saat ini sudah jarang anak2 yang memainkan permainan2 tersebut.. contohnya di komplek saya sendiri... paling2 maen layangan atau kelereng dan lebih heboh lagi sekarang udah keranjingan ke warnet ...

    BalasHapus
  6. Kalo saya kecilnya malah suka tawuran sama kampung sebelah, nyuruh anak-anak yang lebih kecil latihan ala militer di sawah sama ngajakin anak cewek mojok di belakang mobil. Hahaha, saya salah asuhna kayaknya ya Gennk.

    BalasHapus
  7. @goyang Karawang... Apalagi di Karawang, pasti permainannya lebih banyak dibanding di Tangerang....

    @goceng... yupzz... sepertinya agar budaya ini tidak hilang harus dimulai dari kita dulu... salah satunya nanti pas agustusan bisa dimasukin ke dalam lomba...

    @om payjo... wah... tinggalnya pasti dikampung jawara ya om.... xixixixi

    BalasHapus
  8. salam kenal balik,,,
    waduh bahagia banget masa kecilnya, sampe2 hafal denahnya pula, pasti gak bisa nglupain ea......

    BalasHapus
  9. wakakakka... nek dulanan patil lele, nek nganjuk enek skor e, nangkap nggawe tangan kiwo score e = 50, tangan tengen 25, nek pas sesi ketiga, bab patil lele, kayu cilik sing diuncalne kuwi nek gak ketangkep, diitung nggawe tongkat sing dowo sampe lubag elips mau...

    *bingung njelasno, mending langsung main ae*

    BalasHapus
  10. @mbak Mhya.. iya donk.. harus... hehehe

    @ndop... wah, ora ngerti euy... hihiihihihi.. yg jelas, babak patil lele adalah babak paling menegangkan....

    BalasHapus

Kalau mau komen silahkan komen. Siapa aja boleh komen, apa aja asal tidak menghina SARA. Woles men...