"Kita sudah cukup begini, kita hanya punya nama baik, itu saja yang harus kita jaga terus." (Muhammad Hatta)

Bos Toha dari Cipanas

Senin, 26 Agustus 2019

Banner Sabyan di Kampung Tajur, Kecamatan Cipanas, Lebak - Banten.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Orang-orang menyebutnya Bos Toha, salah satu sultan di sebuah Kabupaten yang pembangunan infrastruktur publiknya masih memprihatinkan, Lebak. Bos Toha ini orang yang sangat kaya, kalau gajimu masih UMR ditambah lembur sabtu-minggu pun sepertinya masih belum cukup buat menyamai uang bensinnya.

Sercing di Google, Bos Toha ternyata punya bisnis sebagai penambang emas di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Walhi menyebut Bos Toha sebagai gembong gurandil emas yang punya kekayaan ratusan miliar dan salah satu yang bertanggung-jawab merusak hijaunya TNGHS pasca Antam angkat kaki dari sana.

Meski punya riwayat hitam di masa lalu, Bos Toha terkenal sangat dermawan. Di dekat rumahnya yang lebih mirip istana, dia bangun mesjid dengan arsitektur sangat mewah berlapis marmer, kontras dengan rumah-rumah penduduk di sekitar. Dia juga mengaspal jalan penghubung antar-desa di Kecamatan Cipanas yang rusaknya sudah keterlaluan karena minimnya perhatian Pemkab. Dan sekarang di ulang tahun putri ketiganya, dia mengundang grup gambus yang lagi nge-hits seantero negeri, Sabyan.

Bayangkan, akan sebahagia apa masyarakat sekitar dibuatnya apabila nanti Sabyan dan mbak Nissa manggung. Idola yang cuma bisa dilihat di TV dan YouTube, kini bisa menyapa langsung ke desa mereka yang jauh dari hingar-bingar kota. Keterpencilan bukanlah halangan, sejak ada Bos Toha semuanya bisa menjadi mungkin.

Di Banten (juga di provinsi lain), bermunculannya orang-orang kaya seperti Bos Toha memang bukan hal baru. Di Tangerang sendiri, aku sering melihat bos limbah yang sebagian juga menjabat lurah hilir mudik dengan Porsche atau Ferrari. Atau minimal dengan SUV buatan Jepang. Mereka kini membangun jaringan kuat diantara keluarga dan kolega. Membangun dinasti. Tentu saja buat investasi di masa depan.

Naikan sedikit pandangan, kau akan lihat sultan-sultan yang lebih besar di Banten. Mengatur rakyat sambil berbisnis mencari keuntungan sebanyak mungkin buat ditumpuk di jidat dan di perut. Buat ditumpuk biar tujuh turunan tidak habis dimakan. Sultan-sultan itu sebut saja keluarga Ismet Iskandar, Arief Wismansyah, dan Wahidin Halim.

Ke bagian barat Banten, kau akan menemukan sultan besar lain bernama Mulyadi Jayabaya, yang bisnisnya menjalar di segala sendi kehidupan orang Lebak (gak selebay itu juga sih). Dan tentu saja yang paling tenar diantaranya adalah sultan TB Chaeri Wardana alias Wawan dari dinasti Ratu Atut. Saya percaya, dengan uangnya Wawan bisa saja membeli seluruh Serang ditambah Pulau Sangiang, dan mendirikan negara baru di sana.

Harus diakui, fenomena semakin menjamurnya sultan ini terjadi setelah lengsernya kediktatoran Soeharto. Setelah kejatuhannya itu, negeri ini seperti dihadiahi oleh Tuhan segudang kepintaran dan keblingeran pada tiap anak bangsanya. Sayang, Tuhan tidak menyelipkan kejujuran dan kesederhanaan di dalamnya. Karena itu, bagi yang sangat pintar, termasuk pintar melobi, ditambah kerja keras, percayalah akan sangat mudah mendapat akses kepada modal dan kekayaan.

Badewey, capek juga ya nulis panjang-panjang tentang sultan pribumi.

Baiklah sebagai akhir tulisan, aku cuma mau berpesan. Kau yang sekarang buruh pabrik, tukang ojek onlen, atau tukang tidur di saat orang lain kerja, janganlah putus asa. Jangan menyerah. Teruslah semangat meski harga-harga dan gaya hidup naik tiap tahun. Karena di masa depan, bisa saja kau seperti Bos Toha. Atau minimal seperti kolega-kolega pejabat yang kecipratan seupil proyek negara. 

Tapi enggak deng, bisa saja aku yang jadi bosnya, dan kau tetap cuma jadi alas kaki. HAHAHA!

#sultanmahbebas #bostoha #sultan #sabyan #sabyangambus #nissasabyan


-------
Repost dari tulisan FB pribadi tertanggal 19 Agustus 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau mau komen silahkan komen. Siapa aja boleh komen, apa aja asal tidak menghina SARA. Woles men...