Kalau aku jadi Presiden Jokowi, aku akan ke pulau Sumatera (lagi), sambil mencet hidung aku bakal baca mantra mengusir asap yang berbunyi: "Haseup kaditu di dieu mah bau tai di ditu mah seungit kembang". Biar asap pergi ke Jakarta, meracuni koruptor, bandar narkoba, dan pengusaha kotor.
Biar saja makin dikritik keras, dikecam keras, lalu dihujat keras karena mantra itu. Biar saja garam yang ditumpahkan ke langit berharap jadi hujan, air yang disemprot dan diterbang-terbangkan berharap memadamkan disebut sia-sia. Biar saja terlanjur dikatakan putus asa meski banyak masker dan tabung oksigen dibagi-bagikan.
Biar saja mereka yang katanya prihatin itu lupa kalau di Sumatera ada gubernur, ada bupati, dan banyak orang sakti lainya. Dan biar saja mereka lupa bertanya mengapa hujan belum turun di september? Mengapa hutan dibakar? Siapa yang membakar hutan? Biar saja mereka menyalahkan aku sebagai sumber masalah tradisi kabut asap yang tahun ini durasinya lebih panjang.
BTW Inget SBY dulu, baru naik udah diguncang tsunami. Jokowi sepertinya ditakdirkan bakal mimpin Indonesia 9 tahun lagi. (Tsunami itu karena gempa gung, sedang kabut asap itu ulah manusia. Jadi jangan bawa-bawa el-nino dah gung).
Tamat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kalau aku jadi jokowi, aku mungkin sudah gak kuat hahahah.. Godaan jadi presiden itu besar yaaaa..
BalasHapusHahaha... iya, kalo ane mah mungkin udah lambaikan tangan..... Untung Jokowi manusia super...
Hapus