"Kita sudah cukup begini, kita hanya punya nama baik, itu saja yang harus kita jaga terus." (Muhammad Hatta)

Uang Tip Yang Aduhai

Kamis, 16 Mei 2013

Iseng ngorek-ngorek partisi D di kompie, gw nemuin polder tugas kuliah semester 1, yang sebenenrnya baru 3 bulan lalu gw lalui. Hehehehe, jaji mayu, berarti gw sekarang baru semester 2. Aturan kan klo ngikutin siklus alami Metropolitan yang mayoritas orangnya mampu2 semua, gw harusnya udah pusing sana-sini mikirin skripsi. Yoman, dengan umur yang 5 bulan lagi genap 23 tahun, harusnya malah gw dah kerja sebagai propesiyonal di kantor bagus di Jakarta dan harus stress muda dengan kemacetan, polusi + omong kosong dengan tugas kerjaan yang berbanding terbalik dengan gaji.

"Sebenenrnya lu mau posting apaan genk? Kok gak nyambung sih sama paragrap pembukanya?"

Sabar, ya namanya pembuka, tentulah gw bikin biar sedikit menghangatkan suasana. Biar bacanya enak. Kalo kata sayur asem, paragrap pembuka itu adalah kuah sayur yg bercitarasa asem ketek dipadu dengan terasi sehingga lidah menjadi semakin bergairah buat nyantap. :D #makinganyambung.

Ok langsung, di polder itu gw nemuin file (dibaca: pael) tugas Aplikom (Aplikasi Komputer). Setelah gw baca lagi, tugas gw itu ternyata cetar membahana demi tuhan.. Ingat itu... 
Harusnya gw jadi model nih... :D Laptop yg diceritain nanti bukan yang ini
Note: Tuh leptop harganya $1.699, cuma bukan gw yang jual :(

Tugas itu ada pas awal-awal gw kuli payah (disingkat: kuli-ah). Jadi ceritanya waktu itu materi Aplikom mikrosop wort. Nah satu kelas langsung disuruh buat bikin pengalaman mengesankan. Tugas itu harus di print dengan mikrosop wort, eh salah dink, dengan printer maksudnya. Diketik dengan mikrosop wort. Ya sudahlah, waktu itu gw bikin pengalaman mengesankan yang berhubungan dengan komputer. Pengen baca? ato pengen muntah?  silahkan di cekidot di bawah ini tugas gw.

Uang Tip Yang Aduhai
            Bagi saya setiap detik cerita hidup adalah pengalaman menyenangkan dan saya selalu suka itu, meski kadang cerita tersebut tak selalu mantap dicerna.  Tapi banyak di antara cerita suka itu yang paling saya ingat, paling saya suka  dan mengharukan meski tak seperti acara uang kaget di televisi.  
           Cerita itu dimulai saat saya masih bekerja sebagai teknisi merangkap sales di sebuah toko laptop. Ya,  pekerjaan saya saat itu hanyalah sebagai penjual yang sering bertatap muka, berbicara, merayu, menggombal tentang produk yang di desain untuk memenuhi kebutuhan akan nafsu manusia Indonesia yang semakin haus teknologi. Banyak orang dari berbagai latar belakang saya temui. Pendiam, tukang bicara, pemarah, penyabar, tukang senyum hingga orang arogan banyak saya temui. Tapi cerita tak selalu manis berhadapan dengan customer tersebut tak membuat saya untuk padam semangat. Saya tetap menjalankan aktivitas saya sebagai sales yang mencoba profesional dengan kemampuan yang dipunya. 
            Cerita menyenangkan itu dimulai  pada salah satu minggu siang panas yang membuat mall begitu berjejal, membuat tempat saya bekerja dipenuhi sesak orang mengantri laptop dengan caranya masing-masing. Jenuh sudah pasti, lelah, letih, pening, dan tentu pusing karena banyaknya customer yang bertanya ini-itu, kenapa ini-itu, bagaimana ini-itu membuat suasana hati dan pikiran seperti ingin meledak. Namun saya berpikir, ini adalah konsekuensi saya bekerja di pusat keramaian. Komitmen awal saya menjadi penahan saya untuk tidak teriak. Tepat pada saat itu pula saya sedang menangani seorang customer, sedikit arogan, pendiam, sedikit pemarah terlihat dari nada suaranya karena lama menunggu, karena dua organ tangan saya saat itu harus saya bagi pula kepada dua customer lain yang juga sedang saya tangani laptopnya. 
            Lebih dari satu jam kemudian, akhirnya pekerjaan saya menangani bapak paruh baya bermata sipit (etnis tionghoa) dengan gaya kota lengkap dengan kerutan dahi jengkelnya akhirnya selesai. Sepertinya si bapak tersebut sudah memiliki jabatan mumpuni di tempatnya bekerja. Terlihat dari gaya berpakaian yang ia kenakan, elit dan mewah. Raut senang di wajahnya terlihat begitu pas dengan gaya ia berpakaian saat ia tahu bahwa laptop yang ia beli selesai di sempurnakan. Saya membungkus perlahan unit yang ia beli setelah melakukan sedikit demonstrasi dengan fitur-fitur yang ada. Lanjut saya jelaskan mengapa saya menangani unit si bapak  lama saya tangani. Saya bilang bahwa operating system yang si bapak pilih adalah Windows 7 Home Premium OEM Original yang harus di instal secara manual di laptop si bapak yang secara default masih DOS.
            Saat itu saya pasrah jika si bapak enggan mengucapkan terima kasih atau mungkin mengkritik kinerja saya. Tapi ternyata, perkiraan saya melesat seratus delapan puluh derajat. Si bapak menepuk punggung saya, dan mengucapkan "terima kasih mas" lantas ia menyelipkan sejumlah uang ke kantung seragam kerja saya. Dalam hati, saya hanya sanggup bersyukur Hamdallah dan tentu membalas ucapan terima kasih. Bapak itu pun pergi dengan unit yang ia beli, yang jika saya menabung dengan gaji utuh mungkin butuh waktu sekitar 6 bulan untuk memiliki unit seperti si bapak, karena memang unit yang dibeli si bapak tersebut memang bisa dikategorikan hampir High-end yang baru saja dirilis. 
             Setelah si bapak pergi saya terkejut dan bersyukur Hamdallah lagi. Karena ternyata tip yang diberikan si bapak yang arogan tadi melebihi ekspektasi saya. Saat itu saya melihat ada 4 lembar uang berwarna biru (Rp. 50.000,-) terselip di kantung baju. Bagi sebagian orang, nominal tersebut memang kecil, tapi untuk saya itu adalah jumlah uang yang cukup besar. Cukup untuk membeli oleh-oleh bagi keluarga di rumah dan tentu cukup untuk berbagi keceriaan dengan teman-teman di tempat kerja. 
            Itulah salah satu cerita suka saya yang paling saya ingat. Dari situ saya bisa belajar bahwa tidak semua orang buruk dari tingkah laku, bukanlah orang yang tidak  baik. Saya belajar pula bahwa mungkin ini memang rancangan kehidupan Sang Khalik yang di desain untuk hamba-Nya yang tak kenal menyerah dan sabar. 
Nama                          : Agung Herdiansyah 
NIM                            : 12.22.201.012 
Fakultas/Prodi            : Teknik/Sipil
Hahahaha... gimana cerita pengalaman gw? Alay lebay kan...?? Itu real story men. Waktu itu gw jadi inget iklan Gudang Garam Djaja. :D

Ok demikian posting gw kali ini. Jujur ya, sebenenrnya gak ada niat buat ngepost tugas tersebut. Tapi karena blog gw masih dibilang krisis postingan ya sudahlah. Semoga menginspirasi, Wassalam...

5 komentar:

  1. wah jadi tahu dhe kalo namamu itu Agung yak! bukan bgenk! hahaha..

    BalasHapus
  2. walahh... drdulu kemana aja coyy....
    sebenenrnya nama saya justin, cuma karena saya cinta Indonesia, ya udah diganti Agung... :D

    BalasHapus
  3. wah..
    baru semester 2 to kaka.. :)
    selamat bertugas ria selama kuliyah.. :D

    BalasHapus
  4. besar atau kecil tapi itu rejeki kita yang halal mas

    BalasHapus
  5. @Mufid thanks... oh iya, nama ente mirip nama salah satu dosen ane... wkwkwkwkwk

    @Aryo Seno, yomann... Itu pasti halal, karena bapaknya ikhlas ngasih. Tapi entah, itu tips ato mungkin karena kebiasaan orang Indonesia yg awam, yg biasanya klo beli komputer ato leptop sering ditipuin utk biaya nginstall os windowsnya, padahalkan bajakan. Oh iya, bos di toko tempat ane gawe emang gak bolehin pasang harga buat nginstall, apalagi buat bajakan, Kecuali yg trial. Makanya ane yakin itu uang tip.

    BalasHapus

Kalau mau komen silahkan komen. Siapa aja boleh komen, apa aja asal tidak menghina SARA. Woles men...