"Kita sudah cukup begini, kita hanya punya nama baik, itu saja yang harus kita jaga terus." (Muhammad Hatta)

Maulid Nabi Muhammad SAW Di Tengah Terkoyaknya Harga Diri Kaum Muslimin

Kamis, 17 Februari 2011


Assalamualaikum Wr Wb.

Sebelumnya Sholawat serta salam marilah kita limpahkan kepada junjungan Nabi Besar Kita, Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. Semoga Allah Subhanahu Wata'ala senantiasa melimpahkan rahmatnya.

Tak terasa, 2 hari yang lalu (12 Rabiul Awal 1432 Hijriah) umat muslim di seluruh dunia merayakan kelahirannya. Tepat 12 Rabiul Awal 53 tahun sebelum Hijriah tepat di tahun gajah, beliau terlahir ke bumi yang sombong ini. Beliau adalah 'Rahmatan Lil Alamin' atau rahmat bagi semesta Alam, seperti dalam firman Allah SWT :

وَ مَا أَرْسلْنَك إِلا رَحْمَةً لِّلْعَلَمِينَ

“Tidaklah Aku mengutusmu kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya’/21: 107)




Kini, 1485 tahun sudah terlewat kita semua masih bersuka-cita menyambut kelahirannya. Tak di Nusantara tak di seberang laut sana, riuh Sholawat menggema. Banyak pula tradisi-tradisi masyarakat di Nusantara menyambut haru gembira. Meskipun aku tahu, umat Muslim di dalam negri sedang disambut duka. Benar, harga diri umat muslim di Indonesia sedang terkoyak. Terlebih kekerasan terhadap sesama. Kekerasan tersebut berjajar seolah menghajar persepsi 'Toleransi' di kalimat 'Bhinneka Tunggal Ika'.

Memang, saudaraku (umat Muslim di Cikeusik, Di Temanggung dan di Pasuruan) bukan tanpa alasan membabi buta melempar batu bersenjatakan parang. Saudaraku bukan tanpa alasan merobek setiap kulit terluka berlumur darah. Kau tahu? mereka, termasuk aku tak puas akan setiap Propaganda yang dibuat-buat. Mereka termasuk aku lelah dipermainkan dengan segala omong-kosong yang menganggu paten atas Islam.

Aku pun tahu, kekerasan bukanlah penyelesaian masalah. Dan kekerasan bukan jalan untuk menembus segala keresahan, ketidak-berdayaan atas mundurnya pola pikir kaum muslimin beberapa abad belakangan. Tapi mereka pun tak sepenuhnya disalahkan. Cuma satu pesan, 'Janganlah menyalakan api kalau tak mau tersulut'. Seperti Ahmadiyah, 'janganlah merusak Islam dengan menasbihkan nabi baru jika tak mau digugat-hujat'.

Terakhir, sebagai umat muslim. Janganlah kita masih melempar batu menghadapi segala ujian. Negeri barat telah maju dengan pemikirannya, sementara Kita (umat Muslim) masih dalam bayang-bayang 'radikalisme picik' yang senantiasa telah membuat kemunduran kita dalam beberapa abad belakangan. Banyak pemimpin Islam yang tak lagi mengerti akan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Banyak pula saudara kita yang masih terlunta merebut tawa kemerdekaan seutuhnya dari seberang laut sana.

Inilah saatnya untuk kita bersatu. Setidaknya, berusaha sekuat mungkin mengembalikan utuhnya persatuan umat Muslim seperti zaman Khulafaurassyidin dulu, yang berhasil memberi pengaruh ke hampir seperlima luas muka bumi.

Sekian postingan ini. Dalam rangka menyambut Lahirnya Nabi kita, Nabi Muhammad SAW.

Wassalamu'alaikum Wr Wb.

2 komentar:

  1. met maulid nabi kita muhammad saw.

    :) telat saya

    BalasHapus
  2. gpp om... asal kita ga telat datang bulan aja... hahahahaha...

    BalasHapus

Kalau mau komen silahkan komen. Siapa aja boleh komen, apa aja asal tidak menghina SARA. Woles men...